BUDAYA YANG MULAI MENGHILANG
TUGAS ILMU BUDAYA DASAR KE 1
Disusun Oleh: Yogie Wirarismansyah
NPM: 17115259
Kelas: 1KA26
Jurusan Sistem Informasi
Fakultas Ilmu Komputer dan Teknologi Informasi
Universitas Gunadarma
I. PENDAHULUAN
Di era globalisasi
seperti sekarang ini, perkembangan suatu negara bisa dikatakan sudah mulai
mengalami kemajuan. Mempunyai negara yang maju memang harapan semua masyarakat,
dan kini hampir semua negara sudah mengalami kemajuan tersebut. Mulai dari
kemajuan ilmu pengetahuan, teknologi, transportasi, bahkan budaya sekalipun,
itu semua karena pengaruh dari globalisasi.
Akibat dari
pengaruh globalisasi tersebut banyak dampak positif maupun negatif yang
ditimbulkan. Dampak positif dari pengaruh globalisasi sudah bisa kita rasakan
sendiri, yaitu teknologi yang semakin canggih, kemajuan alat transportasi
dan ilmu pengetahuan lebih luas. Tetapi dalam sisi negatifnya, karena pengaruh
dari globalisasi ini, banyak budaya barat yang juga ikut masuk di negara kita.
Akibat pengaruh budaya tersebut, banyak generasi muda yang lebih memilih budaya
barat dari pada budaya tradisionalnya. Itu dikarenakan pola pikir mereka yang
menganggap jika budaya barat itu lebih modern dan lebih populer, sehingga
kesadaran mereka dalam melestarikan budaya tradisional menurun.
Itu semua
menyebabkan keberadaan budaya tradisional di negara kita mulai memprihatinkan.
Dahulu, budaya tradisional di negara kita tak terhitung jumlahnya karena begitu
banyak ragamnya, mulai dari tarian tradisional, bahasa tradisional, alat
musik tradisional, dan masih banyak lagi. Tetapi sekarang budaya
tradisional di negara kita sangat sedikit, bahkan hampir tidak ada. Jarang
sekali sekarang kita temui ada anak muda yang mau untuk memperhatikan
kebudayaan tradisional negaranya, itu semua karena anggapan mereka tentang
kebudayaan tradisional salah. Sehingga mereka malu untuk mengakui jika
kebudayaan tadisional adalah kebuadayaan mereka.
Apabila pemikiran
para generasi muda tidak pulih kembali untuk mencintai budaya tradisionalnya,
cepat atau lambat pasti kebudayaan kita akan jauh lebih terkikis. Oleh
karenanya, sebelum itu semua terjadi, kita sebagai para generasi muda harus
berani memperjuangkan kembali kebudayaan tradisional yang sudah nenek moyang
kita wariskan kepada kita.
II. TEORI
Menurut
Koentjaraningrat (2000:181) kebudayaan dengan kata dasar budaya berasal dari
bahasa sangsakerta ”buddhayah”, yaitu bentuk jamak dari buddhi yang berarti
“budi” atau “akal”. Jadi Koentjaraningrat, mendefinisikan budaya sebagai “daya
budi” yang berupa cipta, karsa dan rasa, sedangkan kebudayaan adalah hasil dari
cipta, karsa dan rasa itu.
Koentjaraningrat juga menerangkan bahwa pada dasarnya banyak sarjana yang
membedakan antara budaya dan kebudayaan, dimana budaya merupakan perkembangan
majemuk budi daya, yang berati daya dari budi. Namun, pada kajian Antropologi,
budaya dianggap merupakan singkatan dari kebudayaan, tidak ada perbedaan dari
definsi.
Jadi, kebudayaan
atau disingkatnya “budaya”, menurut Koentjaraningrat merupakan “keseluruhan
system gagasan, tindakan dan hasil karya manusia dalam rangka kehidupan
masyarakat yang dijadikan milik manusia dengan belajar.”
Kebudayaan merupakan sebuah fungsi transmisi, maksudnya adalah dalam
kebudayaan terjadi proses peralihan/perubahan dari suatu bentuk ke bentuk yang
lain.
III. ANALISIS
Pesatnya
laju teknologi informasi atau teknologi komunikasi telah menjadi sarana difusi
budaya yang ampuh, sekaligus juga alternatif pilihan hiburan yang lebih beragam
bagi masyarakat luas. Akibatnya masyarakat tidak tertarik lagi menikmati
berbagai seni pertunjukan tradisional yang sebelumnya akrab dengan kehidupan
mereka. Misalnya saja kesenian tradisional wayang orang Bharata, yang terdapat
di Gedung Wayang Orang Bharata Jakarta kini tampak sepi seolah-olah tak ada
pengunjungnya. Hal ini sangat disayangkan mengingat wayang merupakan salah satu
bentuk kesenian tradisional Indonesia yang sarat dan kaya akan pesan-pesan
moral, dan merupakan salah satu agen penanaman nilai-nilai moral yang baik,
menurut saya. Contoh lainnya adalah kesenian Ludruk yang sampai pada
tahun 1980-an masih berjaya di Jawa Timur sekarang ini tengah mengalami “mati
suri”. Wayang orang dan ludruk merupakan contoh kecil dari mulai terdepaknya
kesenian tradisional akibat globalisasi. Bisa jadi fenomena demikian tidak
hanya dialami oleh kesenian Jawa tradisional, melainkan juga dalam berbagai
ekspresi kesenian tradisional di berbagai tempat di Indonesia. Sekalipun
demikian bukan berarti semua kesenian tradisional mati begitu saja dengan
merebaknya globalisasi.
Budaya
nasional yang seharusnya menjadi kebanggaan dan harusnya di pertahankan
sekarang mulai hilang dikarenakan masuknya budaya asing (modern). Kita sebagai
warga negara indonesia yang mempunyai hak penuh atas kebudayaan tersebut
seharusnya melestarikannya bukan malah mengesampingkannya dengan berbagai
alasan seperti takut dibilang ketinggalan jaman, takut dibilang kupper,
katrok, dan lain sebagainya.
Sebagai
para generasi muda penerus bangsa, jiwa dan sikap nasionalis sangatlah
diperlukan. Bukan hanya untuk kepentingan politik saja kita dituntut untuk
berjiwa nasionalis, tetapi dalam mempertahankan dan melestarikan budayapun juga
demikian. Kita butuh untuk menyadari bahwa untuk mempertahankan budaya
peninggalan sejarah itu tidak mudah. Butuh pengorbanan yang besar pula. Oleh
karenanya tak cukup apabila hanya ada satu generasi muda yang mau untuk tapi
yang lain masa bodoh. Dalam melakukannya dibutuhkan kebersamaan untuk saling mendukung
dan mengisi satu sama lain. Dalam kata lain dalam menjaga kelestarian budaya
juga diperlukan kekompakan untuk saling mengisi dan mendukung.
IV. DAFTAR PUSTAKA
Koentjaraningrat, Pengantar
Ilmu Antropologi, (Jakarta: Radar Jaya Offset,2000), hlm. 181.
Koentjaraningrat, Pengantar
Ilmu Antropologi, (Jakarta: Radar Jaya Offset,2000), hlm. 190.
Komentar
Posting Komentar